By: Frerianus Erwin
Dosen Pengampuh: Ev. Aldorio Flavius F., (Cand. M.Th.)
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kitab
Yunus adalah sebuah kitab yang menceritakan tentang satu tokoh nabi yang sesuai
nama kitabnya, yaitu nabi Yunus. Kitab ini menjelaskan bagaimana Yunus diutus
untuk memperingatkan sebuah bangsa yang sangat terkenal dengan kejahatannya,
yaitu kota Niniwe. Dalam pembagian kitab ini sendiri terdiri dari 4 pasal.
Pasal 1 berbicara tentang panggilan pertama dan pelarian nabi Yunus ke tempat
lain. Pasal 2 berbicara tentang Doa Yunus dalam perut ikan. Pasal 3 berbicara
mengenai panggilan kedua dan pertobatan bangsa Niniwe yang kemudian membuat
Allah menyesal atas rencana-Nya untuk menghancurkan kota Niniwe. Pasal 4
berbicara mengenai keluh kesah Yunus. Namun, pada pembahasan pada paper ini,
penulis akan fokus membahas keseluruhan pasal 3 yang berisi 10 ayat.
Alasan mengapa memilih nats kitab ini,
karena dalam pasal ini merupakan ayat perenungan saya dalam pergumulan memasuki
semester tiga ini, dan merupakan ayat untuk menguatkan saya dalam membawakan
kabar baik bagi orang-orang yang masih belum mendengar atau masih ragu-ragu
dengan keselamatan didalam Yesus Kristus. Kalau dari Nats ini dapat dilihat
dimana TUHAN masih memberikan kesempatan kedua bagi Yunus untuk melakukan tugas
yang dipercayakan TUHAN kepadanya. Yunus melakukan apa yang diperintahkan TUHAN
kepadanya, dan TUHAN benar-benar mengubah rancangan-Nya terhadap kota Niniwe
(ay. 9).
Hal yang membuat saya tertarik dan
membingungkan saya adalah apakah sebenarnya makna dari puasa? Bagaimana
sebenarnya harus berpuasa? Mungkinkah Allah dapat dibujuk dengan berpuasa?
Mengapa ternak juga berpuasa? Inilah kasus yang membuat saya tertarik untuk
mempelajari dan juga merenungkan bagian Firman TUHAN ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini, penulis akan membahas
tentang analisis yang dilakukan terhadap teks, yakni: Analisa struktur, analisa
terjemahan, analisa kata, analisa konteks, analisa bentuk, analisa historis,
analisa sastra, dan analisa ayat per ayat.
Analisa Struktur
Yunus 3:1-10
I.
Yunus kembali
diutus TUHAN
3:1-3
A.
TUHAN memberikan
perintah
1
B.
Tiga bentuk
perintah 2
a.
Dengar perintah
TUHAN
2a
b.
Menuju ke tempat
yang diperintahkan TUHAN 2b
c.
Menyampaikan
perintah TUHAN 2c
C.
Yunus merespon
perintah TUHAN atas Niniwe 3
a.
Persiapan 3a
b.
Yunus Berangkat
3b
II.
Seruan Yunus di
Niniwe 4
A.
Waktu
penghukuman TUHAN
4a
B.
Bentuk
penghukuman TUHAN
4b
III.
Dampak ketaatan
Yunus atas perintah TUHAN
5-10
A.
Niniwe Bertobat 5-9
a.
Bentuk
pertobatan Niniwe
5a-5c
1.
Percaya kepada
Allah 5a
2.
Berpuasa
5b
·
Dewasa
b1
·
Anak-anak
b2
3.
Memakai Kain
Kabung
5c
b.
Respon raja
Niniwe 6-8
1.
Meninggalkan
tempat kehormatannya
6a
2.
Melepas jubahnya
6b
3.
Mengenakan kain
kabung
6c
4.
Duduk di abu 6d
5.
Mengeluarkan
ultimatum 7-8c
·
Manusia dan
ternak berpuasa
7
·
Manusia dan
ternak menggunakan kain kabung 8a
·
Permohonan
kepada Allah
8b
·
Perintah untuk
bertobat
8c
c.
Harapan Raja
Niniwe
9-9d
1.
Allah berbaik
hati
9a
2.
Allah menyesal 9b
3.
Allah memadamkan
murka-Nya
9c
4.
Niniwe tidak
akan dihukum
9d
B.
Belas kasih
TUHAN nyata bagi Niniwe
10
a.
Niniwe telah
bertobat
10a
b.
Allah menanggapi
seruan Niniwe
10b
1.
Niniwe selamat
dari Malapetaka
b1
Analisa Terjemahan
Yunus 3:10
·
TB : Ketika Allah melihat perbuatan mereka
itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka
menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap
mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.
·
TL : Hata, maka dilihat oleh Allah akan
perbuatan mereka itu, bahwa mereka itu bertobat dari pada jalannya yang jahat,
lalu bersesallah Allah akan jahat yang telah Ia berfirman hendak berbuat kepada
mereka itu, maka tiada juga sampai dibuat-Nya itu.
·
BIS : Allah melihat perbuatan mereka; Ia
melihat bahwa mereka telah meninggalkan kelakuan mereka yang jahat. Maka Ia
mengubah keputusan-Nya, dan tidak jadi menghukum mereka.
·
KJV : And God saw their works, that they turned
from their evil way; and God repented of the evil, that he had said that he
would do unto them; and he did it
not.
·
NIV : When God saw what they did and how they
turned from their evil ways, he had compassion and did not bring upon them the
destruction he had threatened
Ibrani : וַיַּ֤רְא הָֽאֱלֹהִים֙ אֶֽת־מַ֣עֲשֵׂיהֶ֔ם כִּי־שָׁ֖בוּ
מִדַּרְכָּ֣ם הָרָעָ֑ה וַיִּנָּ֣חֶם הָאֱלֹהִ֗ים עַל־הָרָעָ֛ה אֲשֶׁר־דִּבֶּ֥ר לַעֲשׂוֹת־לָהֶ֖ם וְלֹ֥א עָשָֽׂה׃
·
Harfiah:
o And saw God their works that they turned from their
way evil and relented God from that the
disaster He had said He would bring upon them and not he did do it (Ingrris)
o Dan lihat Allah mereka bekerja, bahwa mereka
berbalik dari mereka cara jahat dan mengalah Allah dari bahwa itu bencana Dia
pernah kata Dia akan membawa atas mereka dan tidak Dia melakukannya.
(Indonesia)
·
Final : Dan Allah[1]
melihat[2]
pekerjaan mereka[3], bahwa mereka berbalik[4]
dari cara mereka yang jahat.[5]
Dan Allah mengalah[6] bahwa Dia pernah berkata
dari Dia akan membawa atas mereka bencana itu,[7]
dan Dia tidak melakukannya[8].
Analisis Kata
(Yunus 3:10)
A. Menjelaskan arti secara harfiah dan menyimpulkannya
Ayat
|
Kata
|
Kata Ibrani
|
Kata Inggris
|
Kata Indonesia
|
10
|
Maka “Menyesallah”
|
וַיִּנָּ֣חֶם
(Wayyinnakhem)
|
To be sorry
|
Maka Menyesallah
|
Kesimpulan
Arti Harafiah:
1.
Kata
menyesallah dalam Yunus 1:2
diterjemahkan dari kata Wayyinnakhem
(Verb) yang berasal dari kata nakham.
a.
Pengertian dasar
berarti meminta maaf, menimbulkan iba, mengalah, dan tenang kembali.
b.
Dalam berbagai
variasi penggunaan, nakham berarti menghibur diri sendiri,
bertobat, dan kenyamanan.
2.
Dapat dijelaskan
bahwa nakham berarti seseorang (orang
pertama – Allah) meminta maaf
terhadap orang (orang kedua – Niniwe)
atas bencana yang di rencanakan Allah, tetapi karena telah bertobat,
sehingga menimbulkan iba atau belas kasih
Allah dan Ia menjadi tenang
kembali.[9]
a.
Orang pertama
memberikan tindakan terhadap orang kedua sebagai akibat dari perbuatannya
b.
Orang pertama
mengubah tindakan awalnya (menghancurkan) terhadap orang kedua (menimbulkan
iba).
c.
Maksud orang
pertama untuk orang kedua berhasil dilaksanakan.
d.
Atau dapat
dikatakan bahwa orang pertama merencanakan sebuah tindakan sebab akibat dari
orang kedua, dan orang pertama kemudian membatalkan rencana-Nya oleh sebab
akibat orang kedua yang berbeda atau berubah.
B. Membuat perbandingan beberapa terjemahan dan
menyimpulkannya
Ayat
|
Kata
|
TB
|
TL
|
BIS
|
KJV
|
NIV
|
10
|
Menyesal
|
Maka Menyesallah
|
Bersesallah
|
Mengubah
|
Repented
|
Had Compassion
|
Kesimpulan
maksud kata dalam ayat:
·
Berdasarkan
perbandingan terjemahan yang ada, nakham
berarti Allah menyesal atas tindakan-Nya untuk Niniwe yang telah berbalik
kepada Allah, sehingga belas kasih Allah nyata kepada Niniwe dan mengubah
rencana-Nya atas Niniwe.
C. Menentukan arti berdasarkan konteks di mana kata itu
berada, yang disesuaikan dengan arti harfiah dan perbandingan terjemahan.
·
Uraian
penjelasan kata “menyesal – nakham”.
1.
“Menyesal”
berdasarkan Yunus 3:10 adalah Allah menunjukkan belas kasih-Nya kepada Niniwe
karena telah berbalik kepada Allah, sehingga Allah membatalkan hukuman-Nya.
2.
Adapun yang
menunjuk Niniwe mendapat belas kasih Allah, adalah mereka telah bertobat dan
berbalik kepada Allah.
3.
Tindakan ini,
dilakukan oleh Allah sendiri sebagai bentuk apresiasi terhadap Niniwe yang mau
bertobat.
4.
Hal ini terjadi
karena Niniwe mau berbalik kepada Allah.
D.
Penggunaan dalam
Kitab dimana kata itu berada.
1. 3:9, “Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal
serta berbalik dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu,…”
2. 3:10, “maka menyesallah Allah… dan Ia pun tidak
jadi melakukannya.
3. 4:2, “ …bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan
penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal
karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.”
4. Adapun maksud nakham
dalam kitab Yunus yang berhubungan dengan Allah sebagai subyek adalah:
a.
Allah memiliki
belas kasih atas sikap umat-Nya yang mau bertobat (3:9).
b.
Allah telah
membatalkan renca-Nya untuk menghancurkan niniwe akibat sikap Niniwe yang mau
berbalik kepada Allah (3:10).
c.
Seruan yang
menimbulkan rasa iba dari Allah yang penuh kasih dan penyayang (4:2).
E.
Penggunaan dalam
kitab-kitab yang lain.
1. Kejadian 6:6 “maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menciptakan manusia di bumi…”
2. Keluaran 32:14 “Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangka-Nya atas
umat-Nya.”
3. II Samuel 24:16 “Ketika malaikat mengacungkan
tangannya ke Yerusalem untuk memusnahkannya, maka menyesallah TUHAN karena malapetaka itu…”
4. I Tawarikh 21:15 “Allah mengutus malaikat ke
Yerusalem untuk memusnahkannya, dan ketika hendak dimusnahkannya,… menyesallah Ia karena malapetaka yang
hendak di datangkan-Nya itu…”
5. Ayub 12:23 “Dia yang membuat bangsa-bangsa
bertumbuh,… lalu menghalau mereka.”
6. Mazmur 106:45 “Ia ingat akan perjanjian-Nya,… dan menyesal sesuai dengan kasih setia-Nya
yang besar.”
7. Yeremia 26:13 “Oleh karena itu, perbaikilah tingkah
langkahmu dan perbuatanmu,…sehingga TUHAN menyesal akan malapetaka yang diancamka-Nya atas
kamu.”
8. Yeremia 26:19 “Tidakkah ia takut akan TUHAN,
sehingga ia memohon belas kasihan TUHAN,
agar TUHAN menyesal atas malapetaka…”
9. Kesimpulan:
a.
Allah adalah
subyek yang menjadi sumber dari segala sesuatu yang berhubungan dengan
kejahatan manusia, tetapi Allah juga dapat menyatakan sesuatu yang baik atau
belas kasih apabila umat-Nya hidup berkenan kepada-Nya.
b.
Manusia sebagai
objek telah mendukakan hai TUHAN dan Ia menyesal telah menciptakan manusia (Kej
6:6).
c.
TUHAN berbelas
kasih atas renca-Nya memberikan malapetakan atas manusia (Kel 32:14).
d.
TUHAN merasa iba atas Yerusalem yang akan
dimusnahkan (II Samuel 24:16).
e.
TUHAN berhak
membatalkan hukuman-Nya (I Taw 21:15).
f.
TUHAN membuat
bangsa-bangsa, dan Dia berhak menggiring mereka sesuai kehendak TUHAN (Ayb
12:23).
g.
TUHAN adalah
kasih, sehingga Ia adalah setia atas janji-Nya (Mzm 106:45).
h.
Tindakan yang
baik akan menimbulkan rasa iba TUHAN atas hukuma-Nya bagi manusia (Yer 26:13).
i.
Takut akan
TUHAN, maka Ia akan berbelas kasih dan tenang kembali dari murka-Nya (Yer
26:19).
F. Pengertian “menyesal” berdasarkan ayat-ayat yang
berhubungan dengan “Allah menyesal” terhadap rancangan-Nya atas Niniwe.
1. Yeremia 18: 8, “Tetapi apabila bangsa yang terhadap
siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak
menjatuhkan malapetaka yang kurancangkan itu terhadap mereka.”
2. Yoel 2:13, “Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu,
berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang
sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia
menyesal karena hukuman-Nya.”
3. Amos 7:3;6, “maka menyesallah TUHAN karena hal itu. “ini pun tidak akan terjadi,” firman
Tuhan ALLAH.”
4. Zefanya 2:13, “Ia akan mengacungkan tangan-Nya
terhadap Utara, akan membinasakan Asyur, dan akan membuat Niniwe menjadi tempat yang sunyi sepi, kering sperti padang gurun.
G. Kesimpulan
a. Allah memberikan penegasan supaya Dia tidak menghukum.
Allah memberikan pilihan supaya bertobat agar penghukuman itu tidak dinyatakan
kepada manusia.
b. Allah menginginkan manusia untuk mengaku dan
meninggalkan kehidupan berdosa sehingga belas kasih Allah akan nyata.
c. Allah adalah setia kepada janji-Nya dan
perkataan-Nya, tetapi tidak dengan dosa. Allah ingin manusia bertobat dan tidak
mengalami penghukuman Allah.
d. Allah membatalakan hukuman-Nya atas Niniwe bukan
karena Allah tidak konsisten terhadap perkataan-Nya, tetapi tujuan-Nya untuk
memperingatkan bangsa Niniwe supaya bertobat telah terlaksana sehingga
menimbulkan belas kasih Allah.
Analisa Konteks
Yunus 3:1-10
A.
Langkah Pertama:
Menentukan bagian sebelum teks yang berhubungan dengan teks: Pasal 1:2,14.
B.
Langkah Kedua: Menentukan
bagian jauh sebelum teks yang berhubungan dengan teks: 2 Raj 14:25.
C.
Langkah Ketiga: Menetukan
bagian yang dekat sesudah teks yang berhubungan dengan teks: Pasal 4:2.
Dalam pasal 4:2 ini, menyebutkan tentang seruan
kekesalan Yunus karena tindakan Allah yang tidak jadi menghukum Niniwe, karena
Yunus tahu bahwa TUHAN adalah kasih, penyayang dan penuh belas kasih.
D.
Langkah Keempat: Bagian yang jauh sesudah teks dalam kitab yang
sama:
Dalam pasal 4:11, terdapat keterangan
tentang mengapa Allah menyesal akan rencana-Nya menghancurkan Niniwe (3:10;bdg.
4:11).
E.
Langkah Kelima: Menentukan
bagian di dalam Kitab yang lain yang berhubungan dengan teks yang ditulis oleh
pengarang yang sama: Tidak ada
F.
Langkah Keenam: Menentukan
bagian di dalam Kitab yang lain yang berhubungan dengan teks yang ditulis oleh
pengarang yang berbeda.
1.
Dalam beberapa
kitab yang lain, nama Yunus juga disebutkan.
a.
Dalam PL, nama
Yunus pertama kali dijumpai dalam 2 Raja-raja 14:25. Yunus yang dimaksud dalam
ayat ini adalah Yunus yang ditelan ikan besar dan yang membawa pesan Allah
kepada bangsa Asyur untuk bertobat (Yun 1:1,17; 3:1-10). Yunus hidup pada masa
pemerintahan Yerobeam II dan menjadi rekan sezaman Amos dan Hosea. Kejadian ini
terjadi sesudah pembuangan. Yerobeam II adalah raja ketigabelas Israel dan sangat
kuat, tetapi juga menyembah berhala (2 Raj 14:23-29).
b.
Dalam PB, Matius
12:39,40,41; 16:4,17; Lukas 11:29,30,32, Yesus memberikan pengajaran mengenai
tanda nabi Yunus. Yesus mengingatkan orang-orang Farisi yang berusaha menuntut
suatu tanda dan mengecam mereka dengan angkatan yang jahat dan tidak setia
(ay.39).
2.
Sejarah:
a.
Niniwe
a.)
Niniwe adalah
daerah puing-puing yang luas pada tebing timur sungai Tigris di sebelah Mosul,
Irak. Juga merupakan pertemuan sungai Tigris dan hulu sungai Zab. Reruntuhan
tempat ini sekarang bernama Tell Kuyunjik dan Tell Nebi Yunu.( Bible Almanac).
b.)
Menurut Kejadian 10:11 Nimrod atau Asyur
adalah pendiri kota itu sesudah meninggalkan Babel.
c.)
Sekitar abad 16
kota itu ada di tangan bangsa Hur. Pada pertengahan abad ke-14 berada di tangan
bangsa Asyur. Pada abad ke-8 raja Sanherib membuat tempat kota itu menjadi
tempat kediamannya dan membuatnya
menjadi semakin besar dan indah (2 Raj 19:36). Pada tahun 612 kota itu dirusak
oleh bangsa Madai/ Media dan Babilon. (Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, M-Z).
d.)
Niniwe adalah
ibukota Asyur dulu atau yang tertua (2 Raj 19:36; Yes 37:37), dibagian timur
sungai Tigris. Di kota inilah Allah mengutus Yunus untuk menyerukan pertobatan
(Yun 3:1-10). Kota ini juga disebut sebagai kota penumpahan darah (Nah 3:1).
(Kamus Alkitab).
e.)
Jumlah penduduk
lebih dari 120.000 orang yang tidak tahu mana yang baik dan jahat (4:11).
Menurut penelitian Felix Jone 1834 pada tembok dalam kota Niniwe yang
panjanganya kira-kira 12 km bisa ditempati 175.000 orang.
b.
Raja Kota Niniwe.
a.)
Tidak disebutkan
siapa nama raja kota itu, tetapi penafsir mengatakan bahwa hanya penguasa
Negara kota itu bukan kaisar. Dia juga terlibat dalam puasa yang dilakukan
Niniwe dan mengenakan kain kabung serta duduk di dalam abu (Yun 3:7-9).
G.
Langkah Ketujuh: Menyimpulkan
1.
Masa Yunus
adalah setelah pembuangan dimana saat itu berada di masa pemerintahan raja
Yerobeam II yang sangat kental dengan penyembahan berhalanya.
2.
Nama Yunus dalam
kitab lain diyakini sebagai Yunus yang terdapat dalam kitab nabi Yunus. (2 Raj
14:25; bdg Yun 1,1).
3.
Niniwe adalah
kota yang sangat besar dan dulu merupakan ibukota yang sangat termasyur.
Penduduknya adalah orang-orang yang telah berpaling dari TUHAN, tetapi atas
penetuan TUHAN lewat Yunus, maka Niniwe bertobat dan Allah membatalkan
renca-Nya menghancurkan Niniwe.
Analisa Bentuk
Yunus 3:1-10
A. Membaca teks beberapa kali.
B. Membagi teks dalam beberapa unit.
1.
Ay. 1-3
2.
Ay. 4
3.
Ay. 5-10
C. Menentukan unit yang akan ditafsir. Ay. 5-10.
D. Penggolongan unit:
1.
Bentuk sastra
dan unit adalah laporan:
a.
Penulis kitab
Yunus memberikan informasi tentang raja yang bertobat yang berdampak bagi
seluruh rakyat.
b.
Jenis-jenis
laporan:
1)
Laporan
Ritual/Tradisi: Bentuk pertobatan memakai kain kabung, berpuasa, duduk di abu.
Meminta belas kasih kepada raj Israel (1 Raj 20:31,32), Ahab merendahkan diri
dihadapan TUHAN (1Raj 21:27), Hizkia (2 Raj 19:1), Daud dan para tua-tua (1 Taw
21:16), orang Israel berpuasa (Neh 9:1), Mordekhai melolong-lolong dengan
nyaring dan sedih (Est 4:1-4), Ayub (Ay 16:15), orang-orang menangis dan
meratap (Yes 22:12), Untuk Yehuda dan Yerusalem (Yer 4:8), Untuk Yehuda (Yer
6:26), Murka Allah terhadap Sion (Rat 2:10), Doa Yunus (Dan 9:3).
2)
Laporan
Soteriologi: Nuh diselamatkan (Kej 7:1), perkataan Yitro (Kel 18:11), harapan
orang Israel (1 Sam 7:8), Nyanyian syukur Daud (2 Sam 22:3), Ayub (Ay 22:29),
(Maz 76:9), tentang tugas Yesaya (Yes 35:4).
E. Bagaimana unit disusun:
1.
Penyampaian
unit:
a.
Ditulis dalam
bentuk alur cerita dramatis (ay.5-9).
b.
Penggunaan
kutipan langsung yang berisi perintah raja untuk berpuasa dan bertobat (ay.
7-9).
2.
Penyusunan unit:
a.
Ay. 5-6,
Pertobatan yang terjadi atas orang-orang dewasa dan anak-anak, termasuk raja.
b.
Ay. 7-9, Titah
raja kepada seluruh rakyat Niniwe yang berisi ajakan bertobat dengan beberapa
bentuk cara yang dilakukan.
c.
Ay. 10, Berisi
respon Allah atas tindakan bangsa Niniwe.
3.
Kesimpulan:
a.
Kesejajaran ayat
5, 6, 7, dan 8 (bertobat)
b.
Kesejajaran ayat
9, dan 10 (Allah menyesal)
c.
Kesejajaran ayat
5, dan 7 (puasa)
d.
Kesejajaran ayat
7, dan 8 (ternak)
F. Mengapa unit ditulis:
1.
Untuk
menunjukkan bahwa Allah tidak ingin umat-Nya dihukum, tetapi justru
mengasihi-Nya
2.
Penulis ingin
menunjukkan bahwa Allah juga mengasihi bangsa kafir yang penuh dengan kejahatan
itu.
3.
Pembuktian suatu
bentuk pertobatan dengan berpuasa, mengenakan kain kabung, duduk di abu dan
berseru kepada Allah.
G. Menentukan kedudukan teks dalam kehidupan pada saat
teks itu ditulis.
1.
Sebagai
informasi tentang kepercayaan yang timbul dan dimiliki orang bukan Yahudi.
2.
Sebagai
informasi bahwa tindakan berbalik kepada Allah yang dilakukan bangsa Niniwe
akan ada hasilnya.
H. Bagaimana teks itu berfungsi dalam kehidupan umat
Allah.
1.
Mengingatkan
bangsa Niniwe bahwa Allah sangat mengasihi mereka.
2.
Mengajarkan
kepada bangsa Niniwe bahwa yang layak dan patut di sembah adalah TUHAN Allah
yang berfirman kepada Yunus.
3.
Mengajarkan
kepada bangsa Niniwe bahwa Allah menghendaki untuk bertobat.
4.
Mengingatkan
kepada Niniwe bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Kasih.
I. Kedudukan teks dalam kehidupan saat ini.
1.
Sebagai sebuah
peringatan untuk mengambil sebuah keputusan bertobat dan berbalik kepada Allah
2.
Sebagai sebuah
relaksasi bagi orang percaya bahwa Allah tidak hanya mengasihi orang tertentu
saja, tetapi berlaku umum bagi siapa yang datang kepada-Nya.
J. Bagaimana teks berfungsi saat ini.
1.
Ketaatan
merupakan hal yang perlu dimiliki orang Kristen
2.
Teguran Allah
harus diterima sebagai sebuah bentuk kasih Allah kepada manusia
3.
Orang percaya
harus yakin bahwa Allah sanggup melakukan apa yang dia anggap layak bagi
manusia.
Analisis Historis
Yunus 3:1-10
A. Membaca beberpaa kali hingga mengerti.
B. Mengenal sejarah kerajaan yang dicantumkan dalam
teks.
1.
Niniwe
a.
Informasi dari
teks
1.)
Niniwe berada di
bawah pemerintahan seorang raja (tidak disebutkan namanya) yang menyerukan
pertobatan (ay 6).
2.)
Niniwe kota yang
besar (ay 2)
3.)
Mengagumkan
besarnya karena perlu tiga hari perjalanan (ay 3)
4.)
Kotanya sehari
perjalanan (ay 4)
5.)
Tempat pekabaran
Injil Yunus (ay 1-2)
b.
Informasi dari
Kitab Yunus
1.)
Niniwe adalah
kota yang sangat besar, tetapi penuh dengan kejahatan (1:2).
2.)
Kota yang kaya
(2:9).
3.)
Niniwe memiliki
penduduk seratus dua puluh ribu (4:11)
4.)
Niniwe memiliki
ternak yang banyak (4:11).
5.)
Niniwe adalah
kota yang menjadi tempat tujuan Yunus dalam menyampaikan perintah TUHAN (1:2;
3:2).
c.
Informasi dari
kitab-kitab lain
1.)
Niniwe adalah sebuah
kota yang besar di Asyur bersama dengan Rehobot-Ir, Kalah dan Resen (Kej 10:11,
12)
2.)
Niniwe merupakan
daerah kekuasaan Nimrod (seorang raja keturunan dari Kush) (Kej 10:8-11)
3.)
Raja Asyur yakni
Sanherib tinggal di Niniwe (2 Raj 19: 36).
4.)
Dilukiskan sebagai
kota yang kuat (Nah. 3:1)
5.)
Kota Perdagangan
(Nah 3:16)
6.)
Kota yang hina
(Nah 1:14)
7.)
Kota penyembah
berhala (Nah 1:14)
8.)
Kota yang
ramai (Zef 2:15)
9.)
Kota yang penuh
dengan dusta dan perampasan (Nah 3:1)
10.)
Kota yang penuh
persundalan (Nah 3:4)
d.
Informasi dari
literature lain.
1.)
Menurut Kamus
Browning:
a.)
Niniwe merupakan
ibukota kerajaan Asyur
b.)
Terletak di tepi
timur sungai Tigris
c.)
Pernah menjadi
kota paling perkasa di dunia
d.)
Pernah direbut
oleh Babel dan Media (612 SM).
2.)
Menurut
Ensiklopedia:
a.)
Kota terkemuka
dan ibukota terkahir Asyur (Raja Sargon II 722- 705 sM), (Sanherib 705-681 sM).
b.)
Didirikian oleh
Nimrod atau Asyur setelah meninggalkan Babel.
c.)
Kota yang sangat
kuat yang dibangun oleh Nimrod cicit Nuh.
d.)
Dibinasakan pada
Agustus 612 sM.
3.)
Menurut The
Dictionary of Biblical Imagery:
a.)
Niniwe terkenal
sebagai kota yang hebat dan besar.
b.)
Sarang kejahatan
dan dapat disusuri tiga hari dengan jalan kaki.
c.)
Menjadi objek
murka ilahi Allah.
C. Mengenal situasi pengarang/ penulis dan pendengar
pertama, dan oknum yang dibicarakan dalam teks.
1.
Yunus
a.
Informasi dari
teks
1.)
Yunus adalah
nabi yang diutus TUHAN ke kota Niniwe (ay 2)
2.)
TUHAN
memerintahkan Yunus untuk menyempaikan kabar malapetaka atas Niniwe (ay 1,20)
3.)
Yunus menyerukan
perintah TUHAN di kota Niniwe (ay 4)
b.
Informasi dari
kitab Yunus
1.)
Yunus dipanggil
ke Niniwe, tetapi berbelok ke Tarsis (1:1-3)
2.)
Yunus dibuang
dari atas kapal (1:4-6)
3.)
Yunus ditelan
seekor ikan (1:17)
4.)
Yunus berdoa
didalam perut ikan (2:1-10)
5.)
Yunus menyerukan
perintah TUHAN di Niniwe (3:1-10)
6.)
Yunus ditegur
TUHAN (4:1-11)
c.
Informasi
menurut kitab-kitab yang lain
1.)
Yunus merupakan
nabi pada zaman Yerobeam II (2 Raj 14:25).
d.
Informasi dari
literature lain:
1.)
Menurut
Ensiklopedia:
a.)
Nama diri
Ibrani, artinya “Merpati”.
b.)
Seorana nabi
Ibrani pada pemerintahan Yerobeam II, raja Israel, abad 8 sM.
c.)
Asalnya
Gat-Hefer, suatu desa suku Zebulon, letaknya di sekitar Nazaret.
d.)
Nama ayahnya
ialah Amitai
e.)
Yunus
menubuatkan ekspansi oleh Yerobeam atas wilayah Siria (2 raj 14:25).
2.)
Menurut Kamus
Gambaran Alkitab:
a.)
Yunus: Putra
Amitai,
b.)
Dari Gat- Hefer,
c.)
Nabi Profesional
d.)
Tiga hari
dalam perut ikan
e.)
Karier
terbesarnya adalah membawa Niniwe, ibukota Asyur, ke dalam pertobatan
f.)
Penginjil yang
penuh kuasa
g.)
Nabi yang
memiliki jiwa pemberontak.
2.
Raja
a.
Informasi dari
teks
1.)
Raja kota Niniwe
mendengar kabar itu (ay 6)
2.)
Raja Niniwe
memberi ultimatum (ay 7,8)
3.)
Raja yang tunduk
kepada Allah (ay 9)
b.
Informasi
menurut kitab-kitab yang lain[10]
3.
Orang Niniwe
a.
Informasi dari
teks
1.)
Yang akan
menerima murka Allah (ay 4)
2.)
Orang yang
jahat dan penuh dengan kekerasan (ay 8)
3.)
Orang yang
menerima belas kasih Allah setelah bertobat (ay 5-10)
b.
Infromasi
menurut kitab Yunus.
1.)
Penuh dengan
kejahatan (1:2)
2.)
Tidak tahu mana
yang baik dan jahat di mata TUHAN (4:11)
3.)
Kemungkinan
sebagian besar merupakan peternak (4:11)
D. Mengenal kehidupan tradisi/ budaya:
1.
Orang Niniwe
terkenal dengan kejahatannya (ay 8)
2.
Bertobat[11]
3.
Berpuasa (ay
5,7)
a.
Manusia (Dewasa
dan anak-anak)
b.
Ternak
4.
Mengenakan kain
kabung (ay 5,6,8)
5.
Duduk di abu (ay
6)
6.
Berseru dengan
keras (ay 8).
E. Mengenal Geografi di mana teks ditulis.
1.
Niniwe adalah
kota yang sangat besar (ay 2)
2.
Memerlukan waktu
tiga hari perjalanan luasnya (ay 3)
3.
Kotanya sehari
perjalanan (ay 4).
4.
Disebelah
Selatan ada Asyur, dan Akad
5.
Disebelah Barat
ada Haran.
6.
Berada di
sebelah Timur sungai Tigris.
7.
Berada dalam
kawasan Mesopotamia.
8.
Merupakan daerah
dengan ternak yang banyak (bdg Yun 4;11) karena dekat aliran sungai Tigris.
Analisa Sastra
Yunus 3:1-10
A. Membaca beberapa kali teks yang ditafsir.
B. Teks ini tidak berdiri sendiri karena masih
berlanjut atau berkaitan dengan pasal berikutnya (4:1-4).
C. Penulisnya adalah Yunus:
1.
Yunus adalah
orang yang sama yang ditelan ikan (3:1;bdg 2:10).
2.
Yunus pemberita/
pembawa berita/ perintah TUHAN (3:3-4).
3.
Yunus memberikan
deskripsi mengenai luas wilayah dan waktu yang ditempuh menuju Niniwe (3:3b-4).
4.
Yunus yang disebut
dalam kitab Yunus adalah penulis kitab Yunus, karen ia adalah pelaku peristiwa
apa yang dilakukan untuk Niniwe.
5.
Dalam menuliskan
Firman TUHAN yang datang kepada-Nya dalam (3:1 bdg 1:1), penulis menempatkan
dirinya sebagai orang ketiga tunggal (Yunus). Pasal 1 dan 2 sera 4, Yunus
menuliskan dirinya sebagai kata ganti orang pertama tunggal (Aku).
6.
Dalam menuliskan
pemberitaannya itu, Yunus benar-benar mengalami langsung kejadian atau
peristiwa tersebut (1:9,12; 2:2-9; 4:2-3,8).
7.
Dapat dikatakan
bahwa pasal 1, 2 dan 4 adalah menunjukkan bagaimana penulis menyatakan dirinya
sebagai pelaku yang benar-benar terlibat langsung. Pasal 3 menunjukkan sebuah
kedaulatan Allah yang menunjuk Yunus untuk melakukan misi yang kedua setelah
misi yang pertama gagal karena ketidaktaatan Yunus. Pasal 3 memfokuskan Allah
sebagai pelaksana atas kehendak-Nya.
D. Menentukan struktur teks: awal (1-3) tengah (4)
akhir 5-10 ).
E. Ragam karangan:
1.
Nubuat Bencana.
a.
Yunus
mengumumkan tentang malapetaka yang akan diterima oleh Niniwe, “Empat puluh
hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan”
(ay 4).
b.
Yunus mendapat
perintah dari TUHAN, “Datanglah firman TUHAN kepada Yunus…Bangunlah, pergilah
ke Niniwe,… dan sampaikanlah seruan yang kufirmankan kepadamu” (ay 1-2)
c.
Yunus
menyampaikan tentang malapetaka kepada Niniwe karena, orang Niniwe adalah orang
yang jahat dan orang yang keras hati terhadap kebenaran firman TUHAN (ay 8).
2.
Hukum Kasuistik.
a.
Yunus diberikan
amanat untuk menyampaikan perintah TUHAN supaya apabila (menunjuk kepada
penyebab) mereka (bangsa Niniwe) bertobat (ay 5-9), maka (menunjuk kepada
akibat) menyesallah Allah karena hal tersebut (ay 10).
3.
Cerita Nabi.
a.
Nabi Yunus
adalah nabi yang mengkritik kehidupan religious umat dan hubungannya dengan
Allah (ay 8-10).
F. Gaya bahasa: Tulisan biasa/ prosa.
1.
Menginformasikan
tentang pertobatan bangsa Niniwe yang berakibat pada perubahan rencana Allah
terhadap Niniwe.
2.
Memberi
informasi tentang Yunus yang mendapat kesempatan kedua untuk menyampaikan
perintah TUHAN kepad Niniwe
G. Menentukan perubahan-perubahan yang terjadi.
1.
Pokok
pembicaraan: Yunus kembaali di utus TUHAN (ay 1-3), Seurna Yunus di Niniwe (ay
4), Dampak ketaatan Yunus atas perintah TUHAN (ay 5-10).
2.
Waktu:
a.
Untuk kedua
kalinya (ay 1)
b.
Bangunlah dan
pergilah (ay 2)
c.
Bersiap, tiga
hari perjalanan (ay 3)
d.
Sehari
perjalanan, empat puluh hari lagi (ay 4)
e.
Setelah samapi
kabar itu kepada raja (ay 6)
3.
Tempat:
a.
Niniwe, kota
yang besar (ay 2,3, 4, dan 7)
b.
Singgasana raja
(ay 6)
4.
Tokoh/ Oknum:
a.
Yunus (pembawa
berita ay 1, 3, dan 4).
b.
Orang-orang
Niniwe (orang dewasa dan anak-anak ay 5)
c.
Raja kota Niniwe
(ay 6)
d.
Para pembesar
raja (ay 7)
e.
TUHAN:
1.)
Menyampaikan
perintah kepada Yunus sebagai pengantara pesan (ay 1-2).
2.)
Yang memiliki
kedaulatan menghukum Niniwe, tetapi berhak juga membatalkannya (ay 10).
H. Menentukan keistimewaan dari teks.
1.
Menyatakan
otoritas TUHAN untuk menghukum (ay 4), dan berbelas kasih (ay 10).
2.
Ketaatan Yunus
memberikan dampak bagi orang Niniwe (ay 2,3, dan 4), sehingga malapetaka tidak
sampai kepada Niniwe melainkan mendapat belas kasih TUHAN (ay 10).
3.
Menyatakan bahwa
kesungguhan hati untuk berbalik kepada Allah adalah tindakan yang benar (ay
5-9).
I. Menentukan kata-kata yang ditekankan.
1.
Menyesallah
Allah (ay 10)
2.
Harapan akan
Belas kasih Allah (ay 9)
J. Menentukan fungsi dan tujuan teks.
1.
Fungsi teks:
a.
Sebagai
informasi tentang Niniwe yang bertobat dari kejahatan dan kekerasan hatinya.
b.
Sebagai
informasi bentuk pertobatan Niniwe kepada Allah.
2.
Tujuan teks:
a.
Menginformasikan
sejarah pertobatan di Niniwe
b.
Menyatakan
kemahakuasaan Allah atas Niniwe dan orang-orang yang mau berbalik dan bertobat
kepada Allah
Analisa Ayat per
Ayat
Kajian Teologis-
Biblis tentang TUHAN (ay. 1-3)
Kajian tentang TUHAN dalam ayat ini
perlu untuk diperhatikan dengan baik. Alasannya karena TUHAN seakan-akan
membiarkan diri-Nya dipermainkan oleh manusia. Tetapi, dalam kaitan dengan
teks-teks secara keseluruhan menggambarkan bagaimana TUHAN justru memiliki
suatu cara yang membuktikan bahwa Dia memiliki belas kasih kepada manusia, dan
bagaimana TUHAN memiliki otoritas untuk memilih siapa saja yang Dia kehendaki
untuk melaksanakan perintah-Nya.
TUHAN adalah
Sang Produser untuk umat-Nya (ay 1-3)
Dalam
kitab Yunus ayat 1 mengatakan, “Datanglah
Firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya…”. Dalam teks ini frasa “kedua kalinya” menunjukkan bahwa telah
terjadi suatu hal yang sama sebelumnya. TUHAN dalam bagian teks ini
diperlihatkan kembali mengambil suatu inisiatif untuk memilih orang yang sama
dengan memberikan suatu perintah yang sama. Frasa ini menunjukkan bahwa TUHAN
bukan hanya konsisten dalam setiap rencana-Nya tetapi, juga menunjukkan suatu
sifat dari Allah yaitu mengampuni.
Pada
psl sebelumnya dapat dilihat bagaimana Yunus mengambil suatu ketetapan untuk
menepati nazarnya dalam doa-Nya kepada TUHAN (2:9). Mungkin ini, yang menjadi
salah satu bagian yang membuat TUHAN kembali memilih Yunus sebagai actor untuk
menjalankan apa yang TUHAN ingin lakukan. Juga, merupakan bukti bahwa TUHAN
memiliki kuasa untuk memilih siapa saja yang ingin dipakai dalam menyampaikan
perintahn-Nya.
Dalam
ayat 2 bisa dilihat ada tiga kalimat perintah (Imperativ), “Bangunlah, pergilah….sampaikanlah…” Dari kalimat tersebut
memberikan suatu penekanan untuk langsung beraksi atau bertindak dan tanpa
menunda waktu. Jadi, ketika TUHAN memberikan perintah itu kepada Yunus, itu
merupakan suatu perintah dengan bentuk tindakan untuk segera atau secepat
mungkin dilaksanakan (action).
Dalam
ayat 3 berbunyi, “Bersiaplah Yunus, lalu
pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman TUHAN.” Dari kata “bersiaplah” menyatakan bentuk consecutive imperfek yang artinya dan
dia (Yunus) telah menyiapkan dirinya untuk pergi. Ini menunjukkan bahwa TUHAN
dalam memberikan wacana sebagai Sang Produser berhasil membuat pemain memiliki
rasa tanggung jawab dalam melaksanakan apa isi wacana dari Sang Produser.
Makna Pesan yang
disampaikan Yunus (ay. 4)
Yunus
dalam meresponi panggilan yang kedua dari TUHAN untuk pergi ke Niniwe tidak
sebatas pergi dan menampilkan diri. Tetapi ada suatu perintah dari TUHAN yang
harus dia sampaikan kepada bangsa Niniwe “Empat
puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikan”(Yun. 3:4.TB). Seruan
dari Yunus ini mengandung sebuah pesan yang sangat memiliki kesan yang sangat
menakutkan bagi orang - orang yang mendengarnya. Sebuah tafsiran mengatakan
bahwa, “empat puluh” yang dimaksud mungkin berkenaan dengan kembali mengingat
peristiwa air bah selama empat puluh hari. Juga bisa dibandingkan waktu uamt
Israel di gurun selama empat puluh tahun,
bandingkan juga dalam 1 Raj. 19:8 (Tafsiran Yerusalem Versi Android).
Nampaknya
pesan yang terkandung dalam perintah TUHAN itu, bukan terfokus kepada
penghukuman TUHAN, tetapi lebih kepada suatu cara yang dilakukan TUHAN untuk
bisa mengambil tindakan untuk berbalik kepada TUHAN. Dapat dilihat di ayat 5
dimana pesan itu langsung direspon oleh orang-orang Niniwe dengan sangat baik.
Kajian Teologis
– Biblis tentang Bertobat (ay. 5-9)
Kalau
melihat bagian unit teks ini, membahas mengenai respon orang-orang Niniwe
terhadap pesan TUHAN lewat perantaraan nabi Yunus. Dari respon tersebut
menunjukkan bahwa, mereka sangat takut setelah mendegar kabar itu, dan mereka
mulai menyatakan diri untuk bertobat (ay.5).
Kesadaran untuk
Bertobat (ay. 5-9)
Ayat
5 menunjukkan suatu sikap atau tindakan yang dilakukan oleh orang-orang Niniwe
setelah mereka mendengar teguran keras yang disampaikan oleh Yunus. Mereka
kemudian dikatakan percaya kepada Allah. Kata “percaya” menunjukkan suatu sikap penghormatan dengan diikuti
tindakan. Kata ini merupakan kata kerja bentuk consecutive imperfect orang ke
-3 jamak maskulin. Artinya, mereka dibuat percaya
oleh pesan TUHAN, dan sebagai bukti
kepercayaan tersebut, mereka mengumumkan puasa. Puasa kadang dilakukan oleh
orang-orang ketika ada sesuatu yang mereka inginkan terjadi ataupun tidak
terjadi.[12]
Ayat
6-8 berbicara tentang reaksi seoran raja ketika mendengar sebuah kabar yang
kurang baik. Dikatakan bahwa, “Setelah
kabar itu sampai kepda raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, dan
ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduk di abu.
(ay.6)” Dari teks ini dapat dilihat suatu dampak yang sangat besar dari
pesan yang disampaikan nabi Yunus kepada bangsa Niniwe. Raja kota Niniwe bahkan
mengambil suatu inisiatif untuk turun dari singgasananya, dan melepaskan
jubahnya, dan bukan hanya itu ia juga menggunakan kain kabung, dan duduk di
dalam abu. Kain kabung merupakan lambang kerendahan hati dan kebergantungan
penuh kepada Allah. Tafsiran Wyclife menyebut bahwa, “kain kabung merupakan
kain yang kasar dan jelek, yang tidak cocok dikenakan sehari-hari” (Tafsiran
Wycliffe Versi Android). Yang sangat menarik juga adalah ternak yang juga harus
berpuasa dan mengenakan kain kabung. Hal menunjukkan bahwa bangsa Niniwe secara
keseluruhan datang kepada TUHAN dengan penuh rasa bersalah dan mengharapakan
pengampunan.
Ayat
9 berbicara mengenai suatu harapn sang raja tentang tindakan mereka yang telah
menyatakan percaya, dan yang akan TUHAN laksanakan terhadap bangsa Niniwe. Sang
raja berharap agar TUHAN membatalkan rencana-Nya untuk mendatangkan malapetaka
tersebut. Dia memohon dan dikatakan berseru dengan keras sebagai tandan
ketidakberdayaan mereka terhadap kuasa TUHAN.
Kajian Teologis
– Biblis tentang Sifat Allah (ay.10)
Salah
satu sifat Allah adalah memiliki belas kasih terhadap siapa Dia berbelas kasih.
Sebenarnya TUHAN tidak mungkin dapat disogok dengan cara – cara manusia yang
pada dasarnya berdosa. Manusia layak mendapat hukuman sebab dari dosa mereka,
tetapi TUHAN mengasihi setiap orang yang mau datang kepada-Nya. TUHAN tahu
bahwa orang-orang Niniwe akan percaya kepada-Nya ketika hal seperti yang
disampaikan nabi Yunus terdengar atau
sampai kepada mereka. Belas kasih TUHAN nyata kepada bangsa Niniwe sehingga
tidak jadi menghukumnya (ay.10). TUHAN tidak semena-mena membatalkan rencana
itu, karena pertobatan yang dilakukan oleh orang Niniwe. Tetapi TUHAN tahu
bahwa pertobatan yang dilakukan orang Niniwe adalah sebuah pertobatan sejati,
sehingga menimbulkan belas kasih TUHAN atas Niniwe. Belas kasih TUHAN
sebenarnya sudah nyata pada awal Dia mengutus Yunus untuk pergi
memberitakannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kitab
Yunus menjelaskan bagaimana Yunus diutus
untuk memperingatkan sebuah bangsa yang sangat terkenal dengan kejahatannya,
yaitu kota Niniwe. Penulis memfokuskan pembahasan dan analisis pada pasal 3
dari ayat 1-10. Dalam mengkaji pasal 3, penulis melakukan kajian berupa, analisis struktur, analisa terjemahan,
analisa kata, analisa konteks, analisa bentuk, analisa historis, analisa
sastra, dan analisa ayat per ayat. Dengan demikian, kajian untuk pasal 3
kitab Yunus memberikan suatu pengajaran teologis tentang TUHAN dan bagaimana
sikap yang sesungguhnya dalam bertobat.
Pelajaran
teologis dari Allah adalah memiliki sifat belas kasih. Allah menunjukkan bahwa
Ia bukan hanya konsisten dalam setiap rencana-Nya tetapi, juga menunjukkan
suatu sifat dari Allah yaitu mengampuni. Jadi, pada dasarnya Allah tidak
berubah dalam sifat-Nya, namun Dia bisa mengubah perbuatan-Nya terhadap manusia
ketika mereka berubah sikap terhadao Dia. Pertobatan dalam diri manusia adalah
perubahan kehendak. Pertobatan di dalam Allah adalah Allah menghendaki sebuah
perubahan. Allah tidak dengan begitu saja “Menyesal”
terhadap tindakan-Nya, karena melihat tindakan manusia. Tetapi, Allah memiliki “Belas Kasih” kepada manusia yang benar-benar memiliki hati
untuk berbalik kepada Allah.
Pertobatan
sejatilah yang menimbulkan belas kasih Allah
(ay.10). Tidak hanya melalui mulut mereka mengaku dan berseru kepada TUHAN,
tetapi juga melalui tindakan mereka yang mengambil sikap merendahkan diri
sebagai lambang ketidaklayakan dan ketidakberdayaan mereka menghadapi murka
Allah.
[1] Kata Allah diterjemahkan dari
kata el dari kata elohim. El berarti Allah,
sedangkan akhiran –im menunjukkan bentuk jamak dari kata benda maskulin. Di
sini menunjukkan kemajemukan Allah.
[2] Kata melihat diterjemahkan dari
kata raah yang berarti memandang, melihat, menyaksikan, mengamati. Menunjukkan
Allah memperhatikan umat-Nya
[3] Kata Pekerjaan mereka
diterjemahkan dari kata maase yang berarti cara atau perbuatan. Merupakan kata
benda maskulin.
[4] Kata berbalik berasal dari kata
“shub” yang berarti “kembali atau kembalinya”. Merupakan kata kerja yang
menunjukkan kegiatan beralih ke suatu bentuk kegiatan lain.
[5] Kata jahat berasal dari kata “ra
atau ra’a” yang berarti “buruk,jelek,jahat”. Merupakan kata sifat, benda
maskulin; benda feminime. Menunjuk kepada laki-laki dan perempuan.
[6] Kata mengalah berasal dari kata
“nakham” yang berarti menimbulkan iba, meyesal,meminta maaf, ). Merupakan kata
kerja yang disertai dengan tindakan.
[7] Kata bencana berasal dari kata
“ra atau ra’a” yang berarti rusak, jelek, jahat,bencana). Merupakan kata sifat;
benda masculine; benda feminism.
[8] Kata Dia tidak melakukannya
merupakan kata kerja yang bersifat keterangan bahwa Allah tidak jadi melakukan
tindakan-Nya.
[9] Yun. 3:10 Allah meminta maaf terhadap Niniwe
atas bencana yang rencanakan Allah karena
telah bertobat, sehingga menimbulkan iba
atau belas kasih Allah dan Ia
menjadi tenang kembali.
[10] Menurut penulis, kemungkinan Sanherib
raja yang dimaksud dalam kitab Yunus, (bdg Yun. 3:6). Atau kemungkinan kedua
adalah anaknya yang menggantikannya
(Esarhadon) (bdg; Yes. 37:37,38).
[11] Menurut Leland Ryken, James c.
Wilhoit, dan Tremper Longman III, Bertobat adalah kesadaran akan kesalahan.
Kesadaran akan dosa menghasilkan dorongan yang sungguh-sungguh untuk mengejar
pembersihan. Selain doa yang sungguh-sungguh, air mata, kain kabung, abu, dan
berpuasa juga merupakan ungkapan umum dari hasrat yang penuh kerinduan ini.
[12]Dalam hal ini, orang-orang Niniwe
berpuasa agar lebih fokus menyembah kepada TUHAN sehingga sesuatu yang akan
menimpa mereka itu, tidak terjadi atau terlaksana atas mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar